Sabtu, 11 Januari 2014

MIMPI

Ku tidur disini
 ruh kita dapat menyatu
Membuat mimpi yang hanya kita berdua
Di taman imajinasi yang indah

Kuharap kau selalu semakin dingin
Sehingga aku tidak terluka oleh api didalam dadaku
sayang kamu……

Pagi ini terasa segar dan damai
Karena kamu datang kemimpiku
Doaku terkabulkan lewat mimpi

Walau hanya dalam mimpi aku dapat kasihmu
Ku puas dan bersyukur

Ku percaya kamu akan nyata
Kenyataan kalau kita menyatu dalam tubuh dan hati


Mei 12 2009
Sang Guru Panggung
(Kepada Bapak Fahmi Syariff)
Makasssar, 5 oktober 2012

Duduk menyudut di sisi pintu
Tunduk dikusai kertas berjilid
Berakting bagai sang kutu buku
Sesekali meneguk segelas kopi
Wajah sedikit kusam
Keriput bergaris menonjol
Maklum Dia sudah Pensiun....

            Baju tetap berzaman
            Celana hitam panjang tetap modis
            Cukuran belah samping berminyak tipis
            Rambut hitam berpangkal putih
            Maklum dia sudah berumur.....

Berkarya karena dendam
Sederetan karya tercipta
Di atas karya panggung
Hidupkan karya abadi
Mengalirkan puji dalam karyanya

            Dia yang mengajarkanku keteguhan
“Ayo kita jalan saja tanpa uang”

            Dia yang mengajarkanku keikhlasan
“ya..sudahlah, dibayar-tidak dibayar kita tetap main”

            Dia yang mendidik kedisiplinan
“hei...terlambat..tutup pintu dari luar”

            Dia yang mendidik perlawanan
“mau itu kek, siapakah kek, tidak ada urusan sama saya”

            Dia yang mengajarkanku mengeluh
“ceh..ceh..ceh.. panasnya ruangan, ini pajangan atau aksesoris saja, mengganggu konsentrasi mengajar”

            Dia yang mengajarkanku berhati-hati
“yang itu sama saja tapi ingatko, walaupun sama tapi kau jangan salah pilih”
           
Dia yang melatihku suara perut
“a...a..i..i..u..u..e..e..o.o..”

            Dia guru dengan tawanya yang khas
“ah..ah..ah..ih..ih..ih...ekhey..ekhey..ekhey....

           Dia mengajarkanku karya
“bahwa karya itu adalah proses, bukan hasilnya.hasil itu belakangan.

Sosoknya boleh tua
Tapi semangatnya belum padam
Dalam menegakkan keyakinan
Dalam mengobarkan kesenian
Dalam aktual pemikirannya
Memberontak dari kemunafikan
Keluar...keluar...keluar...
Menampilkan sosok muda yang haus akan kereatifitas...
Dialah sang guru panggung
membongkar dengan ko nsistensi diri.